Ahlan wa Sahlan

Anda berada dalam ruang pendidikan, pembelajaran, dan kebahasa-Araban. Blog ini menjadi tempat sharing pengalaman dan pengetahuan tentang apa saja yang terkait dengan pendidikan, pembelajaran, dan bahasa Arab. Berikan komentar dan argumentasi anda tentang topik-topik yang aktual dan menarik untuk dikaji. Semoga pendidikan kita dapat lebih maju dan berkualitas.

Friday, December 5, 2008

Bahan Ajar: Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif

MATA KULIAH : METODOLOGI PBA 2

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BAHASA ARAB

JURUSAN : TARBIYAH

SKS : 2 SKS

A. Strategi Pembelajaran Istima’

Pada umumnya, pembelajaran istima’ disampaikan dengan menggunakan media audio. Hal ini dikarenakan untuk mendatangkan natiq ashli tidaklah mudah, sementara itu jika dilakukan oleh guru langsung yang notabene bukan orang Arab asli, biasanya ada perbedaan logat dengan bahasa aslinya. Media audio yang biasa digunakan adalah tape recorder, CD, dan laboratorium bahasa. Hanya saja, jika dilihat dari pertimbangan efisiensi, maka tape recorder dan CD merupakan pilihan media yang cukup murah dan efektif digunakan. Dalam tulisan ini, akan dijelaskan 3 macam strategi pembelajaran istima’ dengan menggunakan media audio tape recorder atau CD.

Sebagaimana telah diuraikan dalam bab pertama, bahwa kemampuan istima’ itu cukup beragam dan bertingkat-tingkat. Yang paling sederhana, istima’ dimaksudkan untuk memperdengarkan bunyi bahasa Arab kepada siswa untuk ditirukan dan dihafalkannya. Dalam pengembangan strategi ini lebih menitik beratkan pada aspek pemahaman dan pengungkapan kembali terhadap apa yang sudah didengarnya baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran istima’ ini adalah:

  1. Strategi 1 (True or False)

Strategi ini bertujuan untuk melatih kemampuan mendengarkan bacaan dan memahami isi bacaannya secara global. Dalam strategi ini yang dibutuhkan adalah rekaman bacaan dan potongan-potongan teks yang terkait dengan isi bacaan tersebut untuk dibagikan kepada siswa. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Bagikan potongan-potongan teks yang dilengkapi dengan alternatif jawaban benar atau salah (B/S).

Ø Perdengarkan bacaan atau nash lewat kaset atau CD dan para siswa ditugaskan untuk menangkap isi bacaan secara umum.

Ø Setelah bacaan selesai, para siswa diminta membaca pernyataan-pernyataan yang telah dibagikan, kemudian memberikan jawaban benar atau salah terhadap pernyataan tersebut. Jika pernyataan tersebut sesuai dengan isi bacaan yang didengar, berarti benar, dan jika tidak sesuai maka jawabannya salah.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan jawabannya.

Ø Perdengarkan sekali lagi kaset tersebut agar masing-masing siswa dapat mencocokkan kembali jawaban yang telah ditulisnya.

Ø Berikanlah klarifikasi terhadap semua jawaban tersebut agar semua siswa mengetahui kebenaran dari jawaban mereka masing-masing.

  1. Strategi 2

Strategi ini lebih menekankan pada aspek kemampuan memahami isi bacaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mengiringi dalam setiap bacaan tersebut. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Perdengarkan nash yang sudah direkam dalam kaset maupun CD.

Ø Mintalah semua siswa untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting.

Ø Mintalah semua siswa untuk menjawab soal-soal yang disampaikan pada akhir bacaan tersebut. Jawaban dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan jawabannya (presentasi).

Ø Berikan klarifikasi di akhir sessi terhadap jawaban siswa.

  1. Strategi 3

Strategi ini tidak hanya menitik beratkan pada aspek kemampuan memahami isi bacaan, tetapi juga kemampuan untuk mengungkapkan kembali apa yang sudah didengarnya dengan bahasa sendiri. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Perdengarkan nash yang sudah direkam dalam kaset atau CD.

Ø Tugaskan kepada setiap siswa untuk mencatat kata-kata kuncinya (keyword) sambil mendengarkan.

Ø Setelah selesai, para siswa diminta untuk mengungkapkan kembali isi bacaan tersebut dalam bentuk lisan atau tulisan.

Ø Mintalah setiap siswa untuk menyampaikan (mempresentasikan) hasilnya secara bergantian.

Ø Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa untuk memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa.

B. Strategi Pembelajaran Kalam/Ta’bir

Maharatul kalam sering juga disebut dengan istilah ta’bir. Meski demikian keduanya memiliki perbedaan penekanan, dimana kalam lebih menekankan kepada kemampuan lisan, sedangkan ta’bir disamping secara lisan juga dapat diwujudkan dalam bentuk tulisan. Meski demikian keduanya memiliki kesamaan secara mendasar, yaitu bersifat aktif untuk menyatakan apa yang ada dalam pikiran seseorang.

1. Strategi 1 (Ta’bir Min ash-Shuwar)

Strategi ini bertujuan untuk melatih siswa menceritakan apa yang dilihat dalam bahasa Arab baik lisan maupun tulisan. Media yang digunakan dapat berupa gambar baik yang diproyeksikan maupun yang tidak diproyeksikan. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Pilihlah sebuah gambar yang sesuai dengan tema yang diinginkan.

Ø Tunjukkan gambar tersebut kepada para siswa, misalnya dengan ditempel di papan tulis.

Ø Mintalah siswa untuk menyebutkan nama benda-benda atau bagian-bagian yang ada dalam gambar tersebut dalam bahasa Arab.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk menyusun sebuah kalimat dari gambar tersebut secara lisan.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk menyusun kalimat dari gambar tersebut secara tertulis.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk membacakan hasilnya (presentasi).

Ø Berikan klarifikasi terhadap hasil pekerjaan para siswa tersebut.

2. Strategi 2 (Jigsaw/Café-café)

Strategi ini sering disebut dengan strategi Jigsaw (Cafe-cafe). Strategi ini biasanya digunakan dengan tujuan untuk memahami isi sebuah bacaan secara utuh dengan cara membagi-baginya menjadi beberapa bagian kecil. Masing-masing siswa memiliki tugas untuk memahami sebagian isi bacaan tersebut, kemudian digabungkan menjadi satu. Dengan cara seperti ini diharapkan isi bacaan yang cukup panjang dapat dipahami secara cepat, di samping itu proses pemahaman akan semakin mendalam karena diulang berkali-kali. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Buatlah beberapa kelompok sesuai dengan jumlah topik bahasan atau jumlah paragrap dari bacaan yang akan dipelajari.

Ø Bagikan naskah/bacaan pada kelompok-kelompok tersebut dengan masing-masing kelompok satu buah topik atau paragrap.

Ø Berilah waktu untuk membaca, memahami dan menta’birkan (mengungkapkan kembali) dalam kelompok masing-masing secara bergiliran.

Ø Setelah kerja kelompok ini selesai, buatlah kelompok kedua dengan jumlah kelompok sesuai dengan jumlah anggota kelompok yang pertama. Misalnya, jumlah anggota kelompok pertama 5 orang, maka jumlah kelompok kedua juga 5 kelompok, sehingga masing-masing anggota kelompok akan disebar dan bergabung dengan anggota dari kelompok yang lain.

Ø Mintalah masing-masing siswa dalam setiap kelompok untuk mena’bir-kan (mengungkapkan kembali) apa yang sudah dipahami dari kelompok yang pertama. Dengan demikian masing-masing kelompok akan memiliki pemahaman dari 5 topik atau paragrap yang berbeda.

Ø Mintalah masing-masing kelompok untuk mempresentasikan (mena’birkan) hasilnya secara utuh. Pada saat ini masing-masing siswa sudah memahami seluruh isi bacaan atau topik yang ditetapkan.

Ø Berikan klarifikasi di akhir presentasi agar pemahaman terhadap isi bacaan atau topik-topik tersebut tidak keliru.

3. Strategi 3 (Small Group Presentation)

Strategi ini sering disebut dengan Small Group Presentation. Dalam strategi ini kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Masing-masing kelompok akan melakukan tugas yang diberikan pengajar, kemudian hasilnya dipresentasikan di kelas. Strategi ini biasanya digunakan untuk lebih mengaktifkan semua siswa sehingga masing-masing siswa akan merasakan pengalaman belajar yang sama. Dengan cara ini diharapkan pengetahuan dan ketrampilan siswa dapat merata. Sebagai contoh, dalam pembelajaran bahasa Arab dengan materi ta’aruf, akan membutuhkan waktu yang sangat banyak jika praktik dilakukan satu-persatu di depan kelas, tetapi jika menggunakan strategi ini penggunaan waktu akan dapat diefisienkan. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Tentukan topik yang akan dipelajari, misalnya ta’aruf tentang identitas diri atau menjelaskan tentang hal tertentu.

Ø Ajaklah seluruh siswa untuk terlebih dahulu menentukan dan menyepakati unsur-unsur atau hal-hal apa saja yang harus disampaikan oleh siswa. Misalnya dalam materi ta’aruf yang harus diungkapkan adalah; nama, umur, alamat, hobi, cita-cita dan seterusnya.

Ø Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok kecil, misalnya 2 sampai 5 orang.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan ta’aruf dalam kelompoknya secara bergantian.

Ø Setelah proses dalam kelompok selesai, mintalah masing-masing siswa atau beberapa siswa yang mewakili kelompok tersebut untuk menyampaikan hasilnya (berta’aruf) di depan kelas.

Ø Berikan klarifikasi terhadap hasil yang dipresentasikan oleh masing-masing siswa.

4. Strategi 4 (Gallery Session/Poster Session)

Strategi ini biasa disebut dengan strategi Gallery Session/Poster Session. Penggunaan strategi ini diantaranya ditujukan untuk melatih kemampuan siswa dalam memahami isi sebuah bacaan kemudian mampu untuk memvisualisasikannya dalam bentuk gambar. Dari gambar tersebut diharapkan semua siswa dapat menghafal isi bacaan secara lebih mudah dan ingatan siswa terhadap isi bacaan tersebut dapat bertahan lebih lama. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Tentukan topik-topik bahasan dan bacaan yang akan dipelajari.

Ø Bagilah siswa dalam beberapa kelompok kemudian masing-masing kelompok diberi teks/bacaan dengan topik yang berbeda.

Ø Mintalah seluruh siswa dalam masing-masing kelompok untuk membaca dan memahami teks tersebut bersama-sama.

Ø Mintalah masing-masing kelompok untuk menuangkan isi bacaan tersebut dalam bentuk gambar (visualisasi). Dalam hal ini, bentuk dan unsur-unsur yang ada dalam gambar diharapkan dapat mewakili pokok-pokok pikiran yang ada dalam bacaan tersebut.

Ø Mintalah masing-masing kelompok untuk menempelkan gambarnya pada galery yang telah disediakan. Jika papan galeri tidak tersedia, dapat juga ditempelkan di papan pengumuman atau di dinding sekolah baik di dalam maupun di luar kelas.

Ø Mintalah masing-masing kelompok untuk menunjuk seorang penjaga pada galery. Tugas dari penjaga galery ini adalah memberikan penjelasan kepada para pengunjung yang mempertanyakan isi atau maksud dari gambar yang dipamerkan.

Ø Mintalah semua mahasiswa (yang tidak bertugas sebagai penjaga galery) untuk berkeliling ke masing-masing galery dan bertanya kepada masing-masing penjaga tentang gambar yang dipajang dengan bahasa Arab.

Ø Setiap penjaga harus menjelaskan maksud dari gambar tersebut dalam bahasa Arab.

Ø Setelah waktu yang ditentukan habis, mintalah semua siswa untuk kembali ke kelas.

Ø Berikan komentar dan klarifikasi terhadap keseluruhan proses yang telah dilakukan, termasuk isi dari masing-masing bacaan yang telah dipelajari.

Di samping beberapa strategi tersebut, pembelajaran kalam juga dapat dikembangkan secara kreatif dan lebih banyak mengaktifkan siswa dengan menggunakan berbagai media dan permainan bahasa. Bentuk-bentuk permainan bahasa tersebut akan dijelaskan dalam pembahasan media pembelajaran bahasa Arab.

C. Strategi Pembelajaran Qira’ah

Pembelajaran qira’ah (membaca) seringkali disebut dengan pelajaran muthala’ah (menela’ah). Keduanya memang sama-sama belajar yang berbasis bacaan. Namun demikian, kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Qira’ah dapat diartikan sebagai pelajaran membaca, sedangkan muthala’ah lebih menekankan pada aspek analisis dan pemahaman terhadap apa yang dibaca. Karena keduanya memiliki perbedaan penekanan, maka dalam pemilihan metode atau strategi pembelajarannya pun tentu akan terdapat perbedaan. Kedua istilah tersebut juga dapat dipahami sebagai proses, artinya bahwa ketrampilan membaca itu meliputi latihan membaca dengan benar sampai dengan taraf kemampuan memahami dan menganalisis isi bacaan.

Beberapa strategi pembelajaran aktif berikut dapat dipertimbangkan oleh pengajar dalam mengajarkan materi qira’ah atau muthala’ah.

1. Strategi 1 (Empty Outline)

Tujuan dari strategi ini biasanya digunakan untuk melatih kemampuan siswa dalam menuangkan isi dari yang dibaca ke dalam bentuk tabel. Isi dari tabel tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan atau tujuan pembelajarannya. Misalnya dalam pelajaran qira’ah tujuannya adalah agar siswa dapat menemukan sejumlah kata benda (isim) dan kata kerja (fi’il) yang ada dalam bacaan. Untuk kebutuhan tersebut, maka tabel yang dibuat harus minimal terdiri atas dua kolom yang berisi deretan isim dan fi’il. Adapun jumlah barisnya tergantung dari jumlah kata maksimal yang dapat ditemukan atau jumlah minimal yang harus ditemukan dari bacaan tersebut. Strategi ini dapat digabungkan dengan teknik The Power of Two. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Pilihlah bacaan sesuai dengan topik pembahasan yang telah ditentukan.

Ø Siapkan format tabel yang akan ditugaskan kepada para siswa untuk mengisinya.

Ø Bagikan bacaan tersebut pada masing-masing siswa, kemudian tugaskan mereka untuk membacanya dengan seksama.

Ø Mintalah para siswa untuk mengisi tabel yang telah dipersiapkan.

Ø Mintalah para siswa untuk bergabung dua-dua (dengan teman di sebelahnya) kemudian mendiskusikan hasil kerja mereka masing-masing.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan (presentasi) hasil pekerjaan mereka setelah didiskusikan.

Ø Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa tersebut agar tidak terjadi kesalahan.

Contoh tabel yang digunakan adalah:

Isim

Fi’il







2. Strategi 2 (Analysis)

Tujuan dari penggunaan strategi ini diantaranya adalah untuk melatih siswa dalam memahami isi bacaan dengan cara menemukan ide utama dan ide-ide pendukungnya. Proses penemuannya dapat dimulai secara individual kemudian dilakukan diskusi dalam kelompok sebelum akhirnya dipresentasikan. Strategi ini disamping melatih ketajaman analisis terhadap isi bacaan juga dapat melatih untuk menemukan alur pikir dari penulisnya. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Bagikan teks/bacaan kepada masing-masing siswa.

Ø Mintalah semua siswa untuk membaca teks tersebut dengan seksama.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk menentukan (menuliskan) ide utama dan pendukung secara individu.

Ø Mintalah siswa untuk berkelompok dan mendiskusikan hasil masing-masing.

Ø Mintalah beberapa siswa untuk menyampaikan hasilnya (presentasi) di depan kelas mewakili kelompoknya.

Ø Berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan komentar atau pertanyaan.

Ø Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa tersebut agar pemahaman terhadap bacaan semakin baik.

3. Strategi 3 (Snow Bolling)

Strategi ini sangat umum digunakan baik dalam pembelajaran bahasa maupun lainnya. Nama strategi ini biasa disebut snow bolling. Pada praktekknya, strategi ini hampir sama dengan the power of two atau small group presentation. Yang membedakan hanyalah prosesnya, dimana snow bolling berjalan melalui beberapa tahap tergantung banyak sedikitnya jumlah siswa yang ada. Strategi ini cukup efektif digunakan apabila jumlah kelasnya tidak terlalu besar, dan dimaksudkan agar masing-masing siswa mendapatkan masukan sebanyak-banyaknya dari teman mereka yang lain. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Bagikan teks kepada masing-masing siswa.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk membaca teks tersebut.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk menentukan ide utama dan pendukung secara individu.

Ø Mintalah siswa untuk berkelompok dua-dua dan mendiskusikan hasil kerja masing-masing.

Ø Gabungkanlah setiap dua kelompok menjadi satu (menjadi empat orang) untuk mendiskusikan hasil masing-masing.

Ø Gabungkanlah setiap dua kelompok menjadi satu (menjadi delapan orang) untuk mendiskusikan hasil masing-masing. Begitu seterusnya sampai menjadi kelompok paling besar (satu kelas) atau dengan jumlah tertentu yang dianggap cukup.

Ø Mintalah siswa untuk menyampaikan (presentasi) hasilnya di depan kelas.

Ø Berikan klarifikasi terhadap hasil yang telah dirumuskan oleh siswa tersebut.

4. Strategi 4 (Broken Square/Text)

Penggunaan dari strategi ini adalah untuk merangkaikan kembali bacaan yang sebelumnya telah dipotong-potong. Strategi ini dapat diterapkan untuk melatih siswa dalam menyusun sebuah naskah yang sistematis. Siswa juga dilatih untuk memahami isi bacaan tidak hanya secara global, tetapi sampai pada bagian-bagian yang paling kecil sampai akhirnya dapat menyusun kembali bacaan tersebut secara runtut. Secara teknis, strategi ini dapat dipraktikkan untuk mengurutkan kalimat-kalimat dalam satu alinea, atau mengurutkan beberapa alinea dalam satu bacaan lengkap. Biasanya strategi ini diterapkan pada naskah yang berisi sebuah cerita/kisah. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Siapkan sebuah naskah cerita yang dipotong-potong menjadi beberapa bagian.

Ø Bagilah siswa ke dalam beberapa kelompok kecil.

Ø Berilah teks/potongan-potongan tersebut pada masing-masing kelompok.

Ø Mintalah semua siswa membaca teks secara bergantian dalam kelompoknya masing-masing.

Ø Mintalah semua siswa untuk memahami potongan-potongan kalimat tersebut dalam kelompoknya.

Ø Mintalah siswa untuk mengurutkan potongan-potongan teks tersebut.

Ø Setelah kerja kelompok selesai, mintalah masing-masing kelompok menyampaikan (mempresentasikan) hasilnya di depan kelas.

Ø Berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan komentar atau pertanyaan.

Ø Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja kelompok tersebut sehingga terjadi kesamaan pemahaman terhadap materi yang diajarkan.

5. Strategi 5 (Index Card Match)

Strategi ini biasanya digunakan untuk mengajarkan kata-kata atau kalimat dengan pasangannya. Misalnya kata dengan artinya, atau soal dengan jawabannya, dan sebagainya. Dalam pembelajaran qira’ah dapat juga diterapkan untuk melakukan evaluasi terhadap pemahaman siswa pada isi bacaan dengan membuat kartu-kartu soal dan jawabannya. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Siapkan kartu berpasangan (soal dan jawabnya) lalu diacak.

Ø Bagikan kartu tersebut kepada semua siswa dan mintalah mereka memahami artinya.

Ø Mintalah semua siswa untuk mencari pasangannya masing-masing dengan tanpa bersuara.

Ø Setelah menemukan pasangannya, mintalah siswa berkelompok dengan pasangannya masing-masing.

Ø Mintalah masing-masing kelompok untuk menyampaikan (mempresentasikan) hasilnya di depan kelas.

Ø Berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan komentar atau pertanyaan.

Ø Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja kelompok tersebut.

D. Stretegi Pembelajaran Kitabah

Kitabah seringkali disebut juga dengan insya’. Kedua istilah tersebut sama-sama digunakan untuk menunjukkan ketrampilan berbahasa dalam bentuk tulisan. Pembelajaran kitabah, sebagaimana ketrampilan yang lain juga memiliki tingkatan. Ketrampilan menulis yang paling mendasar adalah ketrampilan menuliskan huruf-huruf Arab baik secara terpisah maupun bersambung. Setelah kemampuan ini dikuasai, barulah dapat ditingkatkan pada kemampuan menyusun kalimat, menyusun paragrap, sampai akhirnya dapat membuat sebuah artikel, atau tulisan secara utuh. Dalam tulisan ini strategi pembelajaran kitabah lebih diarahkan pada siswa yang telah menguasai kaidah-kaidah menulis huruf Arab dan mengenal cukup banyak kosa kata bahasa Arab. Beberapa strategi yang dapat digunakan antara lain;

1. Strategi 1 (Al-Insya’ min ash-Shuwar)

Strategi ini berupaya untuk melatih siswa dalam menulis sebuah kalimat atau mengarang dengan mendasarkan pada sebuah gambar. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Tampilkan sebuah gambar di depan kelas, misalnya sebuah gambar pemandangan, gambar perilaku keseharian dan sebagainya.

Ø Mintalah masing-masing siswa menyebutkan sebuah nama dengan bahasa Arab yang ada dalam gambar tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperkaya mufradat.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk menuliskan sebuah kalimat dari kata-kata tersebut. Jika proses ini berjalan lancar barulah dapat dilanjutkan pada proses berikutnya (menulis cerita). Tetapi jika tahap ini belum berjalan dengan baik, sebaiknya jangan dulu melangkah ke bentuk cerita.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk menuliskan beberapa kalimat yang menceritakan tentang gambar tersebut.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk membacakan hasilnya (jika dibutuhkan dapat dilakukan proses snow bolling atau power of two).

Ø Berikan komentar dan evaluasi terhadap hasil kerja masing-masing siswa tersebut.

2. Strategi 2 (Guided Composition)

Strategi ini dalam bahasa Arabnya disebut الإنشاء الموجه. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memberikan latihan kepada siswa dalam membuat kalimat mulai dari kalimat yang paling sederhana (singkat). Proses penyusunan kalimat tersebut didasarkan pada penentuan kata-kata kunci dan mengembangkannya dalam bentuk kalimat. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Tentukan satu kata kunci.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk membuat 2 kalimat dari kata tersebut.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk menggabungkan 2 kalimat tersebut tanpa merubah isinya. Penggabungan ini dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, misalnya dengan menggunakan huruf ‘athaf.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk menggabungkan 2 kalimat tersebut dengan merubah posisi/urutannya. Dalam tahap ini kalimat pertama dapat saja dicampur dengan kalimat kedua sehingga memberikan arti yang berbeda dari sebelumnya.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk menggabungkan 2 kalimat tersebut dengan menambahkan 1 atau 2 kata baru. Dalam tahap ini tidak menutup kemungkinan merubah arti dari kalimat tersebut.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk membuat 1 kalimat baru yang mendukung kalimat sebelumnya.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk membacakan hasilnya (presentasi) secara bergantian.

Ø Berilah kesempatan kepada siswa lain untuk memberi komentar/koreksi.

Ø Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja masing-masing siswa.

Jika jumlah siswa yang ada terlalu banyak, dapat juga dilakukan proses small group discussion atau power of two untuk melakukan presentasi dari hasil kerja masing-masing.

3. Strategi 2 (Paragraph Building)

Strategi ini biasanya digunakan untuk pembelajaran dengan tujuan melatih ketrampilan siswa untuk mengembangkan ide. Prosesnya dimulai dari sebuah topik, kemudian dijabarkan dalam beberapa kalimat yang akhirnya menjadi beberapa paragrap. Strategi ini sangat membantu untuk melatih siswa dalam menulis karya tulis ilmiah. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Berikanlah introduction yang menjelaskan secara umum tentang sesuatu yang terkait dengan bentuk-bentuk kalimat dan paragrap.

Ø Tentukan sebuah topik, kemudian dari topik tersebut buatlah sebuah kalimat atau statemen (thesis statement) yang disepakati seluruh siswa.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk membuat kalimat tentang topik tersebut sebanyak 7 kalimat. Tahap ini diharapkan siswa menuliskan kalimat-kalimat yang berbeda dan merupakan ide-ide utama (main ideas) dari topik tersebut.

Ø Berilah kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi tulisannya masing-masing.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk saling mengoreksi tulisan teman disampingnya.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk membuat beberapa kalimat pendukung (supporting detail) dari masing-masing kalimat tersebut yang kemudian membentuk sebuah paragrap. Jika ini dilakukan, maka akan terbentuk 7 buah paragrap.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk membacakan hasilnya (presentasi) di depan kelas. Jika dirasa perlu, dapat kembali diberi kesempatan untuk saling mengoreksi sebelum dipresentasikan.

Ø Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa sehingga beberapa kesalahan yang ada dapat dibenarkan.

E. Strategi Pembelajaran Qawa’id

Pembelajaran qawa’id dalam beberapa lembaga pendidikan seringkali dipisahkan menjadi dua, yaitu pembelajaran nahwu dan sharaf. Keduanya memiliki karakteristik materi yang berbeda. Dengan demikian, jika keduanya berdiri sendiri, maka strategi pembelajarannya tentu akan berbeda pula. Dalam tulisan ini, pembelajaran qawa’id yang ditawarkan tidak memisahkan antara nahwu dan sharaf, artinya materi yang disampaikan mencakup kedua ketrampilan tersebut. Di samping itu strategi pembelajaran qawa’id di sini lebih menekankan pada qawa’id tathbiqiyah (terapan). Beberapa strategi yang dapat digunakan adalah:

1. Strategi 1 (The Power of Two)

Strategi ini menggunakan pendekatan kerjasama antara dua orang yang biasa disebut dengan the power of two. Pada dasarnya strategi ini dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai macam ketrampilan bahasa termasuk pembelajaran qawaid. Sebagai contoh, tujuan yang ingin dicapai adalah siswa mampu membedakan antara isim, fi’il, dan huruf. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Siapkan kertas latihan. Model yang digunakan dapat berupa bacaan yang di dalamnya terdapat kata-kata yang ingin dipelajari. Latihan juga dapat berupa daftar kata-kata yang merupakan campuran dari ketiga jenis kata tersebut.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk mengerjakan latihan tersebut (misalnya melakukan kategorisasi terhadap tiga macam kata tersebut).

Ø Mintalah siswa untuk berkelompok dua-dua dan mendiskusikan hasil kerja masing-masing.

Ø Mintalah masing-masing kelompok untuk menyampaikan (presentasi) hasil kerja mereka.

Ø Berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan komentar atau pertanyaan.

Ø Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja kelompok tersebut agar tidak terjadi kesalahan.

2. Strategi 2 (Small Group Presentation)

Secara prinsip, langkah-langkah strategi ini sama dengan yang sudah dijelaskan di atas. Strategi ini dapat digunakan untuk mengajarkan ketrampilan qawa’id. Misalnya untuk latihan menyusun kalimat dengan bentuk yang sudah ditentukan, seperti membuat jumlah ismiyah atau jumlah fi’liyah. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Siapkan kertas yang berisi potongan-potongan kata. Misalnya berisi kata benda (untuk membuat jumlah ismiyah) atau kata kerja (untuk membuat jumlah fi’liyah).

Ø Bagilah siswa dalam kelompok-kelompok kecil (3-5 orang).

Ø Mintalah masing-masing kelompok menuliskan kalimat yang disusun dari kata-kata tersebut.

Ø Mintalah masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasilnya (presentasi) di depan kelas.

Ø Berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan komentar atau pertanyaan.

Ø Berikan klarifikasi terhadap kerja kelompok tersebut dengan memberikan tambahan penjelasan tentang struktur kalimat yang telah mereka pelajari.

3. Strategi 3 (Chart Short)

Sesuai dengan namanya, strategi ini menggunakan media kartu (kertas yang dipotong-potong). Ukuran dari kartu tersebut dapat disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari. Tujuan dari strategi ini adalah untuk menyusun kartu-kartu tersebut sesuai dengan isinya. Model ini juga dapat digunakan untuk melakukan analisis kalimat dari segi strukturnya. Contoh berikut adalah untuk menganalisis kalimat. Langkah-langkahnya adalah:

1. Siapkan kertas yang telah ditulisan dengan kalimat dengan struktur yang berbeda-beda. Dalam hal ini sebaiknya diusahakan agar kalimat yang memiliki struktur sama dituliskan lebih dari satu kartu agar siswa dapat berkelompok sesuai dengan jenis kartunya.

2. Bagikan kartu-kartu tersebut kepada para siswa secara acak.

3. Mintalah masing-masing siswa berkelompok sesuai dengan kategori kalimat yang ada dalam kartu masing-masing.

4. Mintalah masing-masing kelompok menuliskan kalimat-kalimat yang serupa tersebut dalam kertas plano/transparansi.

5. Mintalah masing-masing kelompok menyampaikan hasilnya (presentasi) di depan kelas.

6. Berikan kesempatan kelompok lain untuk memberikan komentar atau pertanyaan.

7. Berikan klarifikasi secara menyeluruh dari hasil kerja kelompok tersebut.

F. Strategi Pembelajaran Mufrodat

Pembelajaran mufrodat dalam pelajaran bahasa Arab di Madrasah biasanya berada di bagian awal bab. Proses pembelajaran mufrodat dapat dilaksanakan bersamaan dengan penyampaian materi lainnya, ataupun disempaikan sendiri. Apabila disampaikan sendiri, maka dapat digunakan beberapa alternatif strategi, yaitu:

1. Strategi 1 (Puzzle)

Strategi ini menggunakan pendekatan permainan sebagaimana layaknya teka-teki silang (TTS). Fokusnya adalah pada penguasaan kosa-kata sebanyak mungkin. Semakin banyak perbendaharaan kosa kata yang dimiliki siswa, memungkinkan sebakin banyak hasil yang diperolehnya. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Buatlah tabel berisi huruf-huruf dengan beberapa kata kunci.

Ø Bagikan kertas berisi tabel tersebut kepada para siswa.

Ø Mintalah siswa untuk menemukan mufrodat sebanyak-banyaknya dari tabel tersebut (dapat mendatar, menurun, maupun diagonal dan sebaliknya)

Ø Mintalah masing-masing untuk menyampaikan hasilnya (presentasi)

Ø Berikan klarifikasi secara menyeluruh dari hasil para siswa tersebut.

Contoh puzzle adalah sebagai berikut:

ت

د

ل

ب

ا

ن

م

ر

غ

ح

م

ث

ن

ر

د

ي

س

ص

ة

لا

خ

و

ب

ص

ل

2. Strategi 1 (Scrible)

Strategi ini hampir sama dengan puzzle, akan tetapi cara penggunaannya yang berbeda. Jika puzzle siswa diajak untuk mencari kosa-kata, maka pada scrible ini siswa diajak untuk menemukan kosa-kata baru yang dikembangkan dari huruf-huruf yang sudah ada sebelumnya. Langkah-langkahnya adalah:

Ø Buatlah tabel berisi huruf-huruf dengan beberapa kata kunci, dan kosongkan bagian yang lain.

Ø Bagikan kertas berisi tabel tersebut kepada para siswa.

Ø Mintalah siswa untuk membuat kosa-kata (mufrodat) baru dengan mengaitkan kosa-kata baru tersebut pada kosa kata yang sudah ada, sehingga salah satu atau beberapa hurufnya menggunakan huruf yang sudah ada.

Ø Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan hasilnya (presentasi).

Ø Berikan klarifikasi secara menyeluruh dari hasil para siswa tersebut.

Contoh scrible adalah sebagai berikut:








أ




ن

م

ز